Menurut Syahid Abdullah Musa, paman Nibras, setelah mengeyam pendidikan agama di Madura, Nibras kemudian hijrah ke Malaysia. Sepulang dari Malaysia, Nibras kemudian menjalani pendidikan di Ma'had Umar Bin Al-Khattab Surabaya.
Pada saat itu, papar Syahid, Nibras kerap pulang pergi Pasuruan-Surabaya untuk menghadiri ceramah agama di Surabaya. Namun saat itu anggota keluarganya tidak mengetahui pendalaman kajian keagamaan macam apa yang dipelajari Nibras.
"Karena sudah curiga, keluarganya selalu memperingatkannya agar tidak mendekati
jaringan radikalisme," ujar Syahid Abdullah Musa, kepada detikdurabaya.com di rumahnya jalan Anggur 622 RT 1 RW 3 Kelurahan Kidul Dalem, Bangil, Pasuruan, Kamis (23/9/2010).
Latar belakang Nibras Hud juga disampaikan oleh Zainal, bekas pegawai penerbit Al Muslimun milik keluarga Nibras. Ia memperkirakan Nibras masuk jaringan terorisme sejak menjadi santri Pondok Pesantren Islam di Kabupaten Sampang.
"Keluarga ibunya, banyak menetap di Malaysia," katan Zainal.
Ia menduga, saat di Malaysia itulah Nibras kerap berkomunikasi dengan pimpinan Jamaah
Islamiah di Malaysia. Selain itu Nibras juga kerap menggunakan jaringan internet, yang diduga untuk berkomunikasi dengan jaringan terorisme.
(bdh/bdh)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
No comments:
Post a Comment