Keluarga Sesalkan Nibras Terlibat Jaringan Terorisme
Kamis, 23 September 2010 | 13:30 WIB
TEMPO Interaktif, Pasuruan- Keluarga tersangka terorisme N - yang diduga sebagai Nibras Hud, menyesal atas keterlibatan Nibras dalam aksi perampokan Bank CIMB Niaga Medan untuk mendanai aksi terorisme. Namun, sejak lama keluarga curiga jika Nibras telah berhubungan dengan kelompok radikal. "Saat diskusi, ia membenarkan aksi teror sebagai jihad," kata paman Nibras, Syadid Abdullah Musa, Kamis (23/9).Nibras selama menjalani pendidikan di Ma'had Umar Bin Al-Khattab Surabaya kerap menghadiri ceramah agama di Surabaya. Namun, ia mengaku tak mengetahui pendalaman kajian keagamaan yang dimaksud Nibras. Keluarganya, kata Syadid, sering memperingatkan akan tak mendekati jaringan radikalisme.
Selain itu, sejak setahun terakhir aparat kepolisian dan TNI sering berkunjung ke rumah ibu Nibras, Mukminah, di perumahan Arbain Bangil Kabupaten Pasuruan. Para petugas tersebut, ujarnya, diperkirakan memantau dan mengendus keterlibatan Nibras dalam aksi terorisme.
Menurut Zainal, bekas pegawai penerbit Al Muslimun milik keluarga Nibras. Ia memperkirakan Nibras masuk jaringan pelaku teror, sejak menjadi santri Pondok Pesantren Islam Camplong Kabupaten Sampang. Selepas mengenyam pendidikan agama, Nibras hijrah ke Malaysia selama setahun. "Keluarga ibunya, banyak menetap di Malaysia," katanya.
Ia menduga, saat di Malaysia Nibras kerap berkomunikasi dengan pimpinan Jamaah Islamiah di Malaysia, serta bertemu langsung dengan tokoh utama pelaku terorisme di Indonesia. Nibras kerap terlihat sering menggunakan jaringan internet, yang diduga untuk berkomunikasi dengan jaringan terorisme.
EKO WIDIANTO
Selain itu, sejak setahun terakhir aparat kepolisian dan TNI sering berkunjung ke rumah ibu Nibras, Mukminah, di perumahan Arbain Bangil Kabupaten Pasuruan. Para petugas tersebut, ujarnya, diperkirakan memantau dan mengendus keterlibatan Nibras dalam aksi terorisme.
Menurut Zainal, bekas pegawai penerbit Al Muslimun milik keluarga Nibras. Ia memperkirakan Nibras masuk jaringan pelaku teror, sejak menjadi santri Pondok Pesantren Islam Camplong Kabupaten Sampang. Selepas mengenyam pendidikan agama, Nibras hijrah ke Malaysia selama setahun. "Keluarga ibunya, banyak menetap di Malaysia," katanya.
Ia menduga, saat di Malaysia Nibras kerap berkomunikasi dengan pimpinan Jamaah Islamiah di Malaysia, serta bertemu langsung dengan tokoh utama pelaku terorisme di Indonesia. Nibras kerap terlihat sering menggunakan jaringan internet, yang diduga untuk berkomunikasi dengan jaringan terorisme.
No comments:
Post a Comment